Monday, August 8, 2011

SBY: Saya Merasa Diadu-domba

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkejut dan merasa diadudomba dengan munculnya isu rencana pencopotan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Bukan hanya itu, diembeli pula dengan rumor mengganti Sri Mulyani dengan seseorang berinisial AA.

“Tiba-tiba di negeri kita ini muncul suasana politik yang menurut saya rada aneh dan cenderung tidak sehat," ujar SBY. "Politik intrik, pecah belah, adu domba, fitnah, fiksi, sesuatu yang tidak ada menjadi ada, atau sesuatu yang keluar dari konstitusi," ujarnya.
"Contoh saya mendapat berita yang menyebutkan presiden akan segera mengganti Menteri Keuangan dan mengganti orang berinisial AA,” kata Presiden SBY saat membuka dan memberi pengarahan pada rapat kerja nasional (rakernas) ke VI Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) di pendapa Muda Graha Kabupaten Madiun, Selasa 19 Januari 2010.

Isu rencana pencopotan Menkeu tersebut tak saja berembus di Jakarta, tapi juga di luar negeri. “Apa yang terjadi? Kemungkinan spekulan bekerja mengganggu stabilitas pasar. Berita yang mengejutkan. Ini politik keji, politik adu domba. Mungkin mengadu domba antara menteri keuangan dengan presiden. Itu keratif yang buruk, yang tidak amanah,” kata Presiden.

Dia melanjutkan, “Ada yang meminta saya mewaspadai situasi ini.Saya tidak tahu siapa AA itu. Sumbernya katanya dari Golkar, ini bisa saja mengadu domba antara saya dengan Pak Ical (Ketua Umum Partai Golkar).”


Presiden mengaku prihatin atas isu yang disebutnya sebagai politik adu domba tersebut. “Kenapa di negeri ini tiba-tiba muncul peristiwa politik seperti ini. Dulu pernah terjadi seperti itu, seharusnya sekarang dengan berkembangnya proses berdemokrasi tidak ada lagi hal seperti itu. Akibatnya rakyat menjadi takut bayangan peristiwa seperti dulu yang menakutkan,” kata Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu.

Di hadapan bupati seluruh Indonesia yang mengikuti rakernas Apeksi, Presiden SBY meminta semua pihak mencegah mafia hukum. Kalau penegakan hukum dijalankan dengan tertib, menurut dia, akan menjamin rasa keadilan bagi semua warga.

Kepada aparat penegak hukum, dia juga meminta memberi keterangan kepada pers secara benar. Karena bila salah memberikan keterangan, kemudian orang yang baru saja dimintai keterangan sebagai tersangka yang belum tentu bersalah diberitakan melakukan korupsi miliaran rupiah, tujuh keturunan akan menanggung rasa malu.

source:vivanews.com/
Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl